Jathilan merupakan tari kreasi baru yang juga dikenal dengan nama kuda lumping, kuda kepang,
jaran kepang. Kesenian ini merupakan perpaduan antara seni tari dan magis. Jathilan dimainkan dengan
menggunakan properti kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu (kepang) dan ditarikan oleh 80 penari dengan durasi
rata-rata 15-30 menit.
Pembeda Jathilan kreasi baru dengan klasik adalah dari
segi musik dan penampilannya, baik pemain tambahan, alat musik yang modern, dan
aksesoris busana. Tari Jathilan digunakan untuk hiburan rakyat dan pada zaman
dulu digunakan untuk menumbuhkan semangat rakyat untuk melawan penjajah.
Di Dusun Tingal Wetan, jathilan memiliki cerita tersendiri dimana prajurit Pangeran Diponegoro sedang
babat alas di Dusun Tingal Wetan, suatu ketika prajurit yang membuka lahan di
tingal wetan bekerja sama dengan pangeran diponegoro dan mengadakan perkumpulan
yang dinamakan Sekar Diyu. Kemudian perkumpulan tersebut bertemu dengan sebuah
Buta atau Raksasa, lalu mereka berperang dan dimenangkan oleh prajurit Pangeran
Diponegoro.
No comments:
Post a Comment